karena saya anak teknik, especially D3 Teknik Kimia dari salah satu PTN di Semarang...
jadi postingan saya yang pertama adalah tugas MKP saya, MKP Atsiri..hhe
short makalahnya :
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN MINYAK ATSIRI
Minyak
atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari
bagian-bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau
ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran
yang tidak mudah menguap (non-volatile), yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya. Kata essential oil diambil dari kata quintessence,
yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada
konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh
beberapa tumbuhan, misalnya rempah - rempah, daun-daunan dan bunga (Mac Tavish
dan D.Haris, 2002).
Kata
volatile oil adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara
teknis untuk mendeskripsikan essential oil, dengan pengertian bahwa volatile
oil yang secara harfiah berarti minyak terbang atau minyak yang menguap,
dapat dilepaskan dari bahannya dengan bantuan dididihkan dalam air atau dengan
mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat di dalam bahan bakunya (Green,
2002).
Eteris yang dikenal dengan nama minyak
terbang (volatile oil) atau Eteris adalah minyak yang dihasilkan dari
tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi. Eteris merupakan salah satu hasil proses
metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia
dan air. Sifat dari Eteris yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent
taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut
dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak
larut dalam air (Ketaren, 1983).
Kebanyakan Eteris terbentuk bebas atau
sebagai glukosa, karena adanya air dan enzim-enzim sehingga mengalami
penguraian menjadi eteris (Sandler, 1952).
B.
SUMBER MINYAK ATSIRI
Tanaman penghasil eteris di Indonesia
kurang lebih sebanyak 160-200 jenis, dan termasuk dalam famili Pinaceae,
Labiatae, Compositae, dan sebagainya. Bagian jaringan tanaman penghasil eteris
adalah akar, batang, daun, bunga, buah, kulit,
dan biji. Eteris yang berasal dari daun
antara lain minyak sereh, nilam, dan kayu putih, cengkeh sedangkan yang berasal
dari bunga tanaman yaitu kenanga, melati, mawar, ylang-ylang, cempaka, dan
cengkeh. Lain halnya dengan panili, lada, dan ketumbar, minyaknya dapat diperoleh
dari kulit buah atau buahnya. Kayu manis, cendana, cabe dan sebagainya berasal
dari kulit batang atau batangnya dan eteris yang berasal dari akar seperti
jahe, akar wangi, sarsapella, dan lain-lain. Eteris Indonesia yang dikenal
dalam dunia perdagangan dunia antara lain nilam, cengkeh, lada, pala, akar
wangi, sereh wangi, kayu putih, cendana, gaharu, kayu manis, jahe, mesoyi,
kemukus, kenanga, bunga-bunga dan lainnya.
C.
APLIKASI MINYAK ATSIRI
Eteris merupakan komoditas ekspor non migas
yang dibutuhkan oleh berbagai negara. Aplikasinya banyak digunakan pada
berbagai industri seperti :
·
Industri
makanan : bahan penyedap dan penambah cita rasa
·
Industri
farmasi : obat anti nyeri, anti infeksi dan anti bakteri
·
Industri
bahan pengawet (sebagai insektisida)
· Industri kosmetik dan personal care
products : sabun, pasta gigi, lotion, skincare, produk-produk kecantikan,
dan sebagainya
·
Industri
parfum
Penggunaan eteris dapat melalui konsumsi
langsung melalui mulut atau dengan pemakaian luar. Eteris yang dikonsumsi
secara langsung dapat berupa makanan atau minuman seperti jamu yang mengandung
Eteris, penyedap/fragrant makanan, flavour ice cream, permen, dan pasta gigi.
Adapun yang lebih banyak digunakan adalah untuk pemakaian luar seperti
pemijatan, lulur, obat luka/memar, pewangi (parfum), lotion dan lain
sebagainya. Juga dapat dilakukan melalui pernapasan/inhalasi dengan
wangi-wangian ruangan, aroma untuk aromaterapi, rasa sejuk/”cool”.
A. MINYAK YLANG – YLANG
Ylang-ylang (Cananga odoratum forma
genuine) merupakan tanaman berbentuk pohon yang menghasilkan Eteris. Tanaman
ini sekerabat dengan kenanga (Cananga odoratum forma macrophylla), keduanya
termasuk famili Annonaceae. Tanaman kenanga sudah lama dibudidayakan di
Indonesia, sedangkan tanaman ylang-ylang belum lama dikembangkan. Aroma minyak
ylang-ylang lebih lembut dan lebih wangi dari minyak kenanga karena kandungan
ester dan linalolnya yang lebih tinggi (Guenther, 1952 dan Rusli et al., 1987).
Bunga ylang - ylang sudah sejak dulu digunakan sebagai pewangi maupun sebagai
hiasan (Oyen and Dung, 1999; Bown, 2001).
Minyak Ylang-ylang diperoleh dari bunga
ylang-ylang dengan cara destilasi (penyulingan). Di pasar dunia, minyak ylang-ylang
diperdagangkan dalam 4 jenis mutu yaitu Ekstra, I, II, dan III. Pembeda dari
keempat jenis mutu tersebut adalah interval waktu pengambilan minyak selama
proses penyulingan (Anon, 1970 dan Guenther, 1952). Minyak yang diperoleh dari
fraksi pertama disebut dengan mutu Extra, biasanya sekitar 40% dari keseluruhan
minyak yang dihasilkan, dan mempunyai bau (odor) yang manis dan eksotik. Komponen
minyak Ylang-ylang dengan mutu Ekstra ini meliputi benzaldehid, linalool,
α-kariofilen, α-humulen, benzil format, benzil asetat, benzil alkohol, safrol,
dan iso-eugeno. Kandungan dalam mutu I, II, III, IV adalah tanpa benzaldehid,
α-humulen, dan komponen lain dalam jumlah berbeda.
Untuk minyak ylang-ylang, sifat kimia yang
sangat mempengaruhi mutu dan selalu dipertimbangkan oleh para konsumen adalah
bilangan ester dan bilangan penyabunan yang tinggi. Bunga yang masih hijau dan
sudah kuning, dari segi rendemen tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata,
namun dilihat dari bilangan ester dan bilangan penyabunan, bunga yang kuning
mempunyai nilai yang lebih tinggi sehingga mutunya pun jauh lebih tinggi
dibanding bunga yang masih hijau. Mutu minyak Ylang-ylang dipengaruhi oleh Pra
– Panen dan Pasca – Panen, seperti tingkat ketuaan bunga, penanganan bunga,
cara penyulingan, pengemasan, dan penyimpanan.
Ø Sifat Kimia Minyak Ylang – ylang
Fraksi
|
Bobot Jenis
|
Putaran Optik
|
Indeks Bias
|
Bilangan Penyabunan
|
Lama Penyulingan
|
Rendemen (%)
|
Ekstra
|
0,9495
|
-36,51’
|
1,5001
|
141,19
|
2
|
0,35
|
I
|
0,9379
|
-64,35’
|
1,0485
|
99,47
|
6
|
0,35
|
II
|
0,9335
|
-64,12’
|
1,0570
|
73,99
|
12
|
0,35
|
III
|
0,9326
|
45,48
|
1,5101
|
67,56
|
20
|
0,30
|
Ø Standar Mutu Minyak Ylang - ylang Menurut
EOA
Jenis
|
Parameter Mutu
|
Tambahan
|
||||
Warna
|
Bobot Jenis 25oC / 25oC
|
Indeks Bias 25oC
|
Putaran Optik
|
Kelarutan
|
||
Minyak ylang - ylang
|
Kuning -
kuning
|
0,939 – 0,950
|
1,500 – 1,508
|
(-35o) – (-50o)
|
Dalam etanol 90%
larut 1 : 0,5
|
Bilangan penyabunan 110 - 140
|
B.
MINYAK BUNGA KENANGA
Tanaman kenanga (Cananga odorata) berasal dari
Filipina. Di Pulau Jawa tanaman tersebut tumbuh liar. Tanaman kenanga tumbuh
subur di dataran rendah dengan kelembaban tinggi, beriklim tropis dan
dekat dengan pantai. Di Jawa, kenanga biasanya ditanam di pekarangan
rumah, tidak dibudidayakan.Bunga yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang
tua berwarna kuning. Rendemen dan mutu minyak tertinggi terdapat pada bunga
yang telah matang sempurna (warna kuning tua).
Minyak nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga
kenanga. Di daerah biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri
dari beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi
dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang
tinggi, sesquiterpen yang rendah. Minyak kenanga diekspor masih dalam keadaan
crude. Oleh importir Amerika dan Eropa, minyak kenanga biasanya direktifikasi
untuk menghasilkan minyak yang lebih jernih dan lebih mudah larut. Minyak yang
dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%.
Minyak kenanga hanya diproduksi di Indonesia dengan
output sebesar 20 ton/tahun. Khusus di Pulau Jawa daerah penghasil minyak
kenanga adalah Boyolali dan Blitar. Di dunia pemakaian minyak kenanga masih
terbatas dibandingkan minyak ylang-ylang, namun masih tetap penting karena bau
minyak kenanga lebih tahan lama dan lebih murah dibandingkan minyak
ylang-ylang. Dalam industri, minyak kenanga biasa digunakan sebagai bahan
pewangi sabun.
Ø Sifat Fisika
Kimia Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Ketaren, 1985)
Karakteristik
|
Fraksi I
|
Fraksi II
|
Bobot Jenis (15o C)
|
0,915
|
0,913
|
Putaran Optik
|
-18o 45’
|
-16o37’
|
Indeks Bias (20oC)
|
1,5001
|
1,4999
|
Kelarutan dalam alkohol 95% (20oC)
|
-
|
1: 0,5
Larut, seterusnya keruh
|
Ø Standar Mutu
Minyak Bunga Kenanga Menurut Food Chemical Codex
Jenis
|
Parameter Mutu
|
Tambahan
|
||||
Warna
|
Bobot Jenis 25oC / 25oC
|
Indeks Bias 25oC
|
Putaran Optik
|
Kelarutan
|
||
Minyak kenanga (cananga oil)
|
Kuning muda – kuning tua
|
0,904 – 0,920
|
1,493 – 1,503
|
(-15o) – (-30o)
|
Dalam etanol 95% - 1,05 jernih, seterusnya jernih
|
Bilangan penyabunan 10 - 40
|
file lengkapnya : http://www.scribd.com/doc/99900071/Makalah-Atsiri-Kenanga-n-Ylang-ylang#

